JOINT VENTURE & WARALABA | Pengantar Bisnis


JOINT VENTURE


Di dalam ilmu ekonomi, seringkali kita dengar istilah joint venture. Apa sebenarnya pengertian joint venture? Mari kita memahami bersama-sama mengenai arti dari kata tersebut. 

Joint venture bisa diartikan sebagai sebuah kerja sama dari beberapa pihak untuk melakukan usaha secara bersama dalam kurun waktu tertentu. Kerja sama tersebut bisasanya akan berakhir sesudah tujuannya tercapai atau pekerjaaanya sudah selesai.
Anggota joint venture disebut dengan sebutan partner/ venture/ sekutu. Anggota tersebut dapat perseorrangan, persekutuan (CV atau firm, dapat juga perseroan terbatas (PT). Semua anggota umumnya ikut serta dalam mengelola jalannya perusahaan.

Jenis jenis Joint Venture
Terdapat 2 Jenis Joint Venture atau yang disebut jenis jenis kontrak joint venture, diantaranya yaitu:
  1. Joint Venture Domestik adalah bentuk kerjasama Joint Venture yang di jalin antar perusahaan dalam negeri.
  2. Joint Venture Internasioanal adalah bentuk kerjasama Joint Venture yang melibatkan perusahaan asing sebagai salah satu pihak.

Bidang Usaha Joint Venture
Bidang usaha yang wajib untuk mendirikan perusahaan Joint Venture diantaranya yaitu:
  • Pelabuhan,
  • Telekomunikasi,
  • Produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk umum,
  • Penerbangan, 
  • Pelayanan,
  • Kereta api umum,
  • Mass media,
  • Air minum
  • Pembengkit tenaga atom.

Unsur-Unsur Joint Venture
  • Adanya kerja sama antara dua pihak perusahaan atau lebih
  • Adanya Modal
  • Adanya surat perjanjian

Contoh Joint Venture:
Perusahaan LG Philips Components (join venture antara perusahaan LG dengan Philips).


Kelebihan Joint Venture
Kelebihan dari Joint Venture diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Mitra lokal lebih memahami tentang keadaan yang ada dalam lingkungan, dimana perusahaan Joint Venture di dirikan. Misalnya seperti adat istiadat di lingkungan stempat, kebiasaan dan lembaga kemasyarakatan yang ada di lingkungan setempat.
  2. Mitra lokal memiliki teknologi yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.
  3. Akses ke pasar modal negara tuan rumah bisa dipertinggi oleh reputasi dan hubungan mitra lokal.

Kekurangan Joint Venture
Berikut ini adalah beberapa kekurangan joint venture:
  1. Jika terjadi kesalahan dalam menentukan mitra  maka bisa meningkatkan resiko politik yang dihadapi.
  2. Adanya harga transfer produk maupun komponen dapat menimbulkan konflik kepentingan di antara kedua belah pihak.
  3. Bisa timbul perbedaan pandangan antara mitra lokal dengan perusahaan.

Bagaimana Usaha Tersebut Dijalankan?
Joint venture dibentuk untuk dimaksudkan menjadi perusahaan yang memberikan kekuatan ekonomi kepada perusahaan induk demi mendapatkan keuntungan bersama. Sebenarnya di dalam perusahaan ada berbagai hal yang dinamakan kerja sama, dan joint venture adalah salah satu diantaranya. Misalnya, terdapat persekutuan comanditer (CV) dan firma, memiliki perbedaan dengan joint venture, khususnya terkait dengan waktu pelaksanaan. 


Jika joint venture waktunya relatif lebih pendek dibandingkan kedua bentuk kerja sama tersebut. Joint venture akan segera berakhir jika sudah mencapai tujuan. Jadi antara negara-negara yang bersekutu tersebut sudah mendapatkan tujuannya masing-masing dengan adanya kerjasama yang telah dilakukan atau dijalin tersebut.


Demikianlah penjelasan tentang pengertian joint venture. Semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk Anda baik dalam hal kehidupan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnnya, mari kita membahas Waralaba (Franchise).


Waralaba (Franchise)



Pengertian waralaba adalah pemilik hak khusus yang telah dimiliki perorangan atau dimiliki badan usaha terhadap sistem atau atau usaha dalam memasarkan barang ataupun jasa yang telah ditawarkan. Sistem waralaba yang biasanya kita kenal ini sudah muncul sejak 1950an yang berawal dari bengkel atau dialer motor yang menyediakan spare part yang memiliki lisensi.


Dari pengertian di atas, maka waralaba atau franchise terdapat dua pihak yang saling bekerjasama yaitu :
  • Pemilik Waralaba ( Franchisor ) 
Franchisor adalah adalah pemilik hak dagang atau hak kekayaan intelektual yang berupa ciri khas usaha untuk dimanfaatkan oleh orang lain (franchisee) dan berhak menerima hasil dari usaha yang dijalankan dari ciri khas usaha tersebut.
  • Penerima waralaba ( franchisee ) 
Franchisee adalah penerima hak dagang , merek maupun ciri khas pemilik merek / pemilik waralaba 

Jenis/Bentuk Franchise
Menurut Mohammad Su’ud ( 1994:4445) bahwa dalam praktek franchise terdiri dari empat bentuk:
  •       Product Franchise
Suatu bentuk franchise dimana penerima franchise hanya bertindak mendistribusikan produk dari petnernya dengan pembatasan areal.
  • Processing or Manufacturing Frinchise
Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.
Suatu bentuk franchise dimana PT Ramako Gerbangmas membeli dari master franchise yang mengeloia Mc Donald‘s di Indonesia yang hanya memberi know how pada PT Ramako Gerbangmas tersebut untuk menjalankan waralaba Mc Donald’s.

  • Bussiness Format atau System Franchise
Franchisor memiliki cara yang unik dalam menyajikan produk dalam satu paket, seperti yang dilakukan oleh Mc Donald’s dengan membuat variasi produknya dalam bentuk paket.
  • Group Trading Franchise
Bentuk franchise yang menunjuk pada pemberian hak mengelola toko-toko grosir maupun pengecer yang dilakukan toko serba ada.

Menurut International Franchise Association (IFA) berkedudukan di Washington DC, merupakan organisasi Franchise International yang beranggotakan negara-negara di dunia, ada empat jenis franchise yang mendasar yang biasa digunakan di Amerika Serikat, yaitu:
  • Product Franchise
Produsen menggunakan produk franchise untuk mengatur bagaimana cara pedagang eceran menjual produk yang dihasilkan oleh produsen. Produsen memberikan hak kepada pemilik toko untuk mendistribusikan barang-barang milik pabrik dan mengijinkan pemilik toko untuk menggunakan nama dan merek dagang pabrik. Pemilik toko harus membayar biaya atau membeli persediaan minimum sebagai timbal balik dari hak-hak ini. Contohnya, toko ban yang menjual produk dari franchisor, menggunakan nama dagang, serta metode pemasaran yang ditetapkan oleh franchisor.
  • Manufacturing Franchises
Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.
  • Business Oportunity Ventures
Bentuk ini secara khusus mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli dan mendistribusikan produk-produk dari suatu perusahaan tertentu. Perusahaan harus menyediakan pelanggan atau rekening bagi pemilik bisnis, dan sebagai timbal baliknya pemilik bisnis harus membayarkan suatu biaya atau prestasi sebagai kompensasinya. Contohnya, pengusahaan mesin-mesin penjualan otomatis atau distributorship.
  • Business Format Franchising
Ini merupakan bentuk franchising yang paling populer di dalam praktek. Melalui pendekatan ini, perusahaan menyediakan suatu metode yang telah terbukti untuk mengoperasikan bisnis bagi pemilik bisnis dengan menggunakan nama dan merek dagang dari perusahaan. Umumnya perusahaan menyediakan sejumlah bantuan tertentu bagi pemilik bisnis membayar sejumlah biaya atau royalti. Kadang-kadang, perusahaan juga mengaharuskan pemilik bisnis untuk membeli persediaan dari perusahaan.

Contoh dari Waralaba :
Di Indonesia saat ini waralaba yang sedang berkembang pesat dan juga masih sangat menguntungkan misalnya waralaba pada bidang makanan, contohnya seperti: Wong Solo, CFC, Sapo Oriental, Red Crispy dan masih banyak lagi merek-merek yang lainnya.
Lalu waralaba berbentuk retail mini outlet, misalnya seperti: Indomaret, Yomart, AlfaMart dan masih banyak lagi yang lainnya. Dan waralaba seperti ini telah banyak menyebar ke pelosok daerah. Dan masih banyak contoh waralaba yang lainnya.

Keuntungan Waralaba
  • Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
  •  Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
  • Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
  •  Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
  • Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.


Kekurangan Bisnis Waralaba
  • Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
  • Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
  • Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
  • Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
  • Pemotongan keuntungan
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya ini.

Bagaimana cara membangun usaha franchise memang memerlukan beberapa tahap dan perlu persiapan yang cukup matang  sehingga usaha yang akan kita franchisekan benar benar merupakan usaha franchise yang dapat memberikan keuntungan dan dapat bertahan lama  , berikut adalah langkah langkah bagaimana cara kita memfranchisekan usaha kita :
  1. Langkah awal  sebelum memfranchisekan usaha adalah menentukan bisnis konsep dan bisnis model yang standar ini merupakan dasar terpenting dalam proses mengembangkan usaha dengan konsep franchise kita perlu evaluasi terhadap bisnis kita dengan bagaimana cara kita membuat konsep bisnis dan model bisnis kita menjadi standart sehingga usaha yang kita miliki akan sama dan seragam dengan yang dimiliki mitra kita .
  2. Langkah berikutnya adalah melakukan kajian franchisability dalam melakukan kajian franchisability dapat kita ketahui apakah bisnis kita layak atau tidak jika dijalankan dengan konsep franchise karena dalan proses ini kita dapat mengetahui berapa besar  berapa lama pengembalian modalnya.
  3. Langkah selanjutnya adalah melakukan pembuatan dokumen franchise ( System Development ) seperti penyusunan SOP , pembuatan perjanjian franchise dan dokumen yang lainnya.
  4. Langkah  selanjutnya melakukan persiapan pemasaran dan launching misalnya dengan mengikuti pameran  beriklan dimedia massa atau pembuatan brosur brosur  yang dapat memberikan daya tarik bagi calon mitra kita
  5. Langkah terakhir adalah melakukan monitoring dan penyempurnaan dengan melakukan  5 langkah tersebut diatas  tentunya kita bisa mencoba terapkan kepada bisnis kita sehingga kita bisa menjadikan usaha kita menjadi usaha dengan konsep franchise dan yang terpenting adalah apakah kita sudah mempersiapkan diri untuk menjadi pemberi usaha franchise atau franchisor karena akan banyak hal hal yang tak terduga yang akan dapat kita temukan dalam menjalankan usaha dengan konsep franchise misalnya apakah kita bisa selektif dalam mencari  calon  mitra  , perselisihan dengan mitra kita dan sebagainya dan akan lebih baik jika dibantu oleh konsultan franchise yang sudah berpengalaman atau saran kami  boleh mencoba untuk mengikuti program training franchise kami ” How To Franchise Your Business ”  karena didalamnya banyak hal yang sangat membantu persiapan memfranchise usaha.

Referensi :

Komentar

Postingan Populer