PDB, Struktur Ekonomi di Indonesia | Perekonomian Indonesia
Bagaimana Perubahan Struktur Ekonomi di
Indonesia saat ini?
Perubahan Struktur Ekonomi, secara umum disebut
transformasi struktural yang dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian
perubahan yang salin terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi AD,
perdagangan luar negeri, AS (produksi dan menggunakan faktor-faktor produksi
yang berkelanjutan).
Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam
menganalisis perubahan sturktur ekonomi, yakni dari Arthur Lewis tentang
migrasi dan Hollis Chenery tentang teori transportasi struktural. Teori Lewis
pada dasarnya membahasa proses pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah
pedesaan dan daerah perkotaan. Sedangkan Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian
suatu negara pada dasranya terbagi atas dua, yaitu perekonomian tradisional di
pedesaan yang didominasi sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan
dengan industri sebagai sektor utama.
Ada
beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi :
Ø Produktivitas
tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
Ø Adanya
modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang
setengah jadi dan barang jadi.
Ø Kreativitas
dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar
produk/jasa yang dihasilkannya.
Ø Kebijakan
pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi
unggula.
Ø Ketersediaan
infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa
serta mendukung proses produksi.
Ø Kegairahan
masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus.
Ø Adanya
pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah.
Ø Terbukanya
perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor
Berdasarkan
tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat berstruktur agraris
(agricultural), industri (industrial), niaga (commercial) hal ini tergantung
pada sector apa/mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian negara
yang bersangkuatan.Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan
pergeserannya secara keuangan (spasial). Ditinjau dari sudut pandang keuangan
(spasial), struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi
struktur perkotaan modern.
Struktur
perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan dasa warsa
1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD
sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia.
Baru mulai pertengahan dasa warsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian
berangsur-angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui
GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam
perekonomian nasional.Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan
birokrasi pengambilan keputusan. Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan
keputusannya dapat dikatakan bahwa struktur perekonomian selama era pembangunan
jangka panjang tahap pertama adalah sentralistis. Dalam struktur ekonomi yang
sentralistik, pembuatan keputusan (decision-making) lebih banyak ditetapkan
pemerintah pusat atau kalangan atas pemerintah (bottom-up).
Kasus di Indonesia
Kalau
dilihat sejak awal era pemerintahan orde baru hingga sekarang, dapat dikatakan
bahwa proses perubahan struktur ekonomi Indonesia cukup pesat. Namun demikian,
penurunan rasio output pertanian terhadap PDB tersebut tidak berarti bahwa
volume produksi di sektor tersebut berkurang selama periode tersebut
(pertumbuhan rata-rata per tahun negatif). Penurunan tersebut disebabkan oleh
laju pertumbuhan output (rata-rata per tahun total) di sektor tersebut relatif
lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan output dari sektor industri.
Krisis ekonomi 1997/1998
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menjelang akhir tahun 1997 dan mencapai
klimaksnya pada tahun 1998 sangat memukul perekonomian Indonesia. Pada tahun
1998 PDB merosot tajam hingga 13% yang membuat pendapatan per kapita juga
menurun drastis. Merosotnya PDB hingga 13% bukan suatu hal yang kecil,
mengingat bahwa sepanjang sejarah Indonesia sejak 1945 hingga 1996 ekonomi
Indonesia belum pernah mengalami PDB hingga 13%. Dari sisi suplai, sektor
industri manufaktur dan sektor konstruksi (bangunan), yang pada era orde baru
bukan saja berkembang sangat pesat, tetapi juga sebagai motor utama pertumbuhan
ekonomi juga mengalami penurunan produksi yang signifikan. Krisis ekonomi
tersebut diawali oleh krisis keuangan dan yang terakhir ini disebabkan oleh
krisis rupiah. Menjelang pertengahan 1997, ekonomi dari negara-negara Asia ,
khususnya Indonesia, Thailand, Malaysia, dan korea Selatan, mulai menunjukkan
kecenderungan memanas, yang salah satu tandanya adalah laju inflasi yang mulai
merangkak naik. Dan menjelang tahun 1998 semakin defisit dan ini biasanya
menimbulkan kenaikan utang, khususnya dari luar negeri.
Struktur perekonomian Indonesia yang tengah kita
hadapi saat ini sesungguhnya merupakan suatu struktur yang tradisional.
Sekarang kita sedang beralih dari struktur yang agraris ke struktur industrial;
dari struktur yang etatis ke struktur yang borjuis; dari struktur
pedesaan/tradisional ke struktur perkotaan.modern, sementara dalama hal
birokrasi dan pengambilan keputusan sudah mulai desentralisasi.
Langkah-langkah
yang di ambil untuk mencegah krisis terjadi kembali :
1) Ekspor
diperkuat,
2) Ketergantungan
pada ULN, impor, dan investasi jangka pendek atau yang bermotivasi spekulasi
dihilangkan,
3) Sektor
perbankan diperkuat,
4) Menerapkan
kembali mekanisme penentuan kurs berdasarkan sistem bebas terkendali, dan
5) Menyiapkan
cara/kebijakan penanggulangan krisis yang bagus dengan memerhatikan semua
faktor yang secara teori sangat memungkinkan munculnya suatu krisis serupa.
Daftar Pustaka :
Ø
http://setelanentri.blogspot.com/2017/01/analisis-perubahan-struktur-ekonomi.html (diakses pada tanggal 28/05/2019)
Ø
https://www.slideshare.net/rositapuspa/perubahan-struktur-perekonomian-indonesia (diakses pada tanggal 28/05/2019)
Jelaskan
variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi PDB dan pertumbuhan ekonomi
Indonesia saat ini!
Suatu
perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi
barang dan jasanya meningkat. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan
kegiatan ekonomi masyarakat yang menyebabkan kenaikan produksi barang dan jasa
atau peningkatan pendapatan nasional.
Pertumbuhan
ekonomi juga dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan
ekonomi dapat mengindikasi keberhasilan pembangunan ekonomi dalam kehidupan
masyarakat, sehingga penting untuk melakukan penghitungan pada pertumbuhan
ekonomi. Salah satu cara untuk menghitungnya adalah dengan menghitung nilai uang.
Nilai uang akan tercermin pada produk domestik bruto (PDB).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan PDB yang
menjadi penggerak bagi pertumbuhan ekonomi atau peningkatan PDB. Diantara
faktor tersebut adalah konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan net
ekspor. Adanya keseimbangan dalam kondisi perekonomian suatu negara melibatkan
berbagai variabel ekonomi yaitu konsumsi (C),
investasi (I), pengeluaran
pemerintah (G), impor (M) dan net ekspor (X) yang merupakan variabel inti dalam mencapai keseimbangan dalam
perekonomian terbuka. Konsumsi merupakan komponen yang sangat penting dalam
perbelanjaan aggregate. Keberhasilan pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipisahkan
dari meningkatnya investasi. Investasi merupakan kata kunci penentu laju
pertumbuhan ekonomi, karena disamping akan mendorong kenaikan output secara
signifikan juga secara otomatis akan meningkatkan permintaan input, sehingga
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi meningkatnya
pendapatan masyarakat. Faktor yang juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah
pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan
pemerintah. Pengeluaran pemerintah dalam arti rill dapat dipakai sebagai
indikator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran
pemerintah itu dan bagaimana proporsinya terhadap pendapatan nasional.
Khalwaty (2000) menyatakan investasi adalah suatu tindakan
melepaskan uang atau dana pada saat sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan
pada masa yang akan datang. Teori keseimbangan pada pasar barang yang
dikemukakan oleh Keynes bahwa peningkatan investasi akan mendorong peningkatan
pendapatan nasional karena investasi merupakan komponen pembentuk pendapatan
nasional. Meningkatnya tambahan keluaran output mengimplikasi terjadinya
pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya Imanudin (2008) menyatakan bahwa Investasi
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Menurut Fahrudin (2006) apabila jumlah
uang beredar di masyarakat meningkat akan menyebabkan para pelaku usaha maupun
perusahaanperusahaan lebih mudah mendapatkan dana melalui perbankan. Dengan
demikian jumlah uang beredar akan memberikan pengaruh yang positif terhadap
investasi.
1. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Teori pertumbuhan Keynes mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
ditentukan oleh aggregate demand (AD) yaitu permintaan yang disertai kemampuan
membayar barang dan jasa yang diminta dan ada di dalam perekonomian. Dalam
aggregate demand (AD), permintaan barang-barang dan jasa-jasa dipengaruhi oleh
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor (perekonomian
terbuka). Dengan persamaan sebagai
berikut :
Y = C + I + G + X – M
.............................................................................(1)
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi investasi.
Menurut Keynes dalam Mankiw (2003), investasi merupakan
fungsi dari tingkat suku bunga I=f(r).
fungsi ini menyatakan bahwa kenaikan tingkat bunga menurunkan investasi.
Menurut Fahrudin (2006) apabila jumlah uang beredar di masyarakat meningkat
akan menyebabkan para pelaku usaha maupun perusahaan-perusahaan lebih mudah
mendapatkan dana melalui perbankan. Hal ini disebabkan supply dana yang
meningkat akan menyebabkan meningkat alokasi kredit atau pinjaman dari sektor
perbankan kepada dunia usaha sehingga para pelaku lebih mudah mencari dana
melalui sektor perbankan. Dengan demikian jumlah uang beredar akan memberikan
pengaruh yang positif terhadap investasi. Model accelerator menyatakan Jika
output agregat meningkat maka investasi neto akan positif. Jika output agregat
meningkat dengan jumlah yang semakin besar maka investasi neto akan meningkat
dengan jumlah yang lebih besar lagi.
3. Perencanaan
Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Teori yang dipakai dalam perencanaan atau prediksi
pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini adalah teknik prediksi didasarkan pada
Model Harrod Domar. Sjafrizal (2009) menyatakan unsur penentu utama pertumbuhan
ekonomi dari teori model Harrod Domar adalah investasi (I) dan jelas teknologi yang digunakan dalam melakukan
kegiatan produksi. Jenis teknologi yang digunakan tercermin dari nilai
koefisien ICOR (Incremental Capital-Output Ratio) yang digunakan pada daerah
atau negara bersangkutan. ICOR secara singkat adalah suatu koefisien yang
menunjukkan tambahan (incremental) capital yang diperlukan untuk mencapai
peningkatan satu unit produksi (output) tertentu.
Referensi :
https://media.neliti.com/media/publications/44662-ID-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-ekonomi-dan-dampaknya-terhadap-kesem.pdf (diakses pada tanggal 28/05/2019)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22082/Chapter%20II.pdf;jsessionid=545D2FBB357C66EB58865014E8A1AA45?sequence=3 (diakses
pada tanggal 28/05/2019)
Komentar
Posting Komentar